Rss Feed



Hai kawan-kawan muslim yang kebetulan membuka blog ini. Delapan Bocah Muslim Bersaudara yang tinggal di Jogja dan Jakarta ingin bersilaturahim dengan kawan-kawan semua, mau kan ?

Disamping itu kita sama-sama belajar tentang agama yang kita anut yaitu: ISLAM. Kita belajar dari sumber-sumber yang Insya' Allah sesuai Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu'alaihi wassalam.

Kawan-kawan, dan yang paling penting kita mecoba mengamalkan ilmu-ilmu yang kita dapat sedikit demi sedikit tetapi rutin.

Semoga Allah Ta'ala memberikan ridhoNya pada kita semua. Amin.
Jazakumullah khairan katsiraa.

Wassalam.

salam kenal :

mas hammam-kakak fidelya-mas zaki-kakak nadine
mas rafi-mas faiq
-mas hakam-mas fachri












Nasheed | Arabic Alphabet Song with Zaky | HD

Doa Ketika Berbuka Puasa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka membaca,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah [Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah]” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Adapun mengenai do’a berbuka yang biasa tersebar di tengah-tengah kaum muslimin:“Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu….”, perlu diketahui bahwa ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482.Namun hadits-hadits yang membicarakan hal ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta oleh para ulama pakar hadits. (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy)

Dzikir Ketika Melihat Hilal


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat hilal beliau membaca,
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِِيمَانِ ، وَالسَّلامَةِ وَالإِِسْلامِ ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allahumma ahillahu ‘alayna bilyumni wal iimaani was salaamati wal islaami. Robbii wa Robbukallah. [Ya Allah, tampakkan bulan itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan, keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu (wahai bulan sabit) adalah Allah]” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ad Darimi. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan  bahwa hadits ini hasan karena memiliki penguat dari hadits lainnya)

PUISI BILA RAMADHAN MEMANGGIL



Bila Ramadhan memanggilmu
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindumu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam ampunan-Nya

Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia bak tamu istimewa
Kenaglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus pejalanan
Bersiaplah menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan

Bila ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramadhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya

Doa Anak Shaleh





E-Book berikut ini merupakan kumpulan doa-doa pilihan sesuai Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk diajarkan kepada ana-anak. Berisi lebih dari 20 doa sehari-hari yang disertai ilustrasi untuk menarik perhatian anak.


Kisah Ali bin Abi Thalib dan 2 Orang Penipu





Sammak bin Harb meriwayatkan dari Khanbasy bin Al-Mu’tamir bahwa ada dua orang lelaki yang datang menemui seorang wanita Quraisy untuk menitipkan uang dua ratus dinar. Mereka berkata, “Jangan serahkan uang ini kepada salah seorang di antara kami, kecuali bila kami datang berdua.”
Selama beberapa lama, keduanya tidak pernah muncul. Suatu hari, salah seorang dari keduanya datang, dan dengan tergesa-gesa menceritakan kalau temannya telah mati.
“Sudah, serahkan saja uang itu kepadaku,” ujarnya.
Namun si wanita Qurays menolak, “Kalian datang berdua ke sini, dan sesuai perjanjian, uang itu tidak boleh diserahkan kepada salah seorang di antara kalian saja,” tegas wanita itu. Namun sayang, seluruh keluarga dan para tetangganya terus mendesaknya agar menyerahkan saja uang itu. Akhirnya, dengan terpaksa, si wanita menyerahkan juga uang itu kepada si lelaki.
Beberapa waktu kemudian, datang lelaki yang kedua untuk meminta uangnya. “Dahulu temanmu datang dan mengatakan engkau sudah mati, dan uangnya sudah kuberikan kepadanya,” ujar wanita itu.
Keduanya ribut, dan akhirnya persoalan itu diadukan kepada Umar bin Al-Khattab. Namun beliau mengelak dan menyerahkan urusan itu kepada Ali, yang menurut beliau lebih cerdik.
Ali tahu, bahwa kedua lelaki itu memang berniat menipu wanita tersebut. “Uang kalian ada padaku. Sekarang, panggil temanmu itu, nanti kuserahkan uang itu kepada kalian berdua!”
Sumber: Kitab al Adzkiyaa hal17, Ibnul Jauzi, Dari Buku Humor Salafi, Ustadz Abu Umar Basyir.